Persaingan Bisnis Antara Honda dan Yamaha

Memang persaingan roda dua di Indonesia… seperti sebuah case study yang ditunggu-tunggu berbagai pihak. Banyak kejadian ‘anomali’ yang berkembang… yang mengundang perhatian besar dari prinsipal pusat…Dan memang, perang yang hebat antara Honda vs Yamaha hanya terjadi di Indonesia. Berbagai teknik marketing, dari konvensional sampai era new wave marketing, sudah mulai massiv digunakan. Panasnya ‘harga diri’ yang terkoyak, bisa kita simpulkan akan mendorong prinsipal berlomba-lomba memberikan product ‘mutakhir’ nya di Indonesia raya ini.
Marketing research yang diterapkan Yamaha untuk membentuk kombninasi 4P (price, product, place, promotion) sukses mengalahkan Honda. Pertama price, Yamaha dengan berbagai macam produk harga yang dikeluarkan lebih murah dari Honda. Beberapa contoh :
• Vario Vs Mio, Vario di jual dengan harga Rp. 13.15 juta sedangkan Mio Rp. 10.8 juta .
• Vario CW vs Mio sporty, Vario CW di jual dengan Rp. 14.15 juta sedangkan Mio Sporty Rp. 11.58 juta.
• Honda Tiger vs Yamaha Scorpio, Honda Tiger dengan harga Rp. 20.4 juta sedangkan Yamaha Rp. 19.38.
• Supra Fit vs Vega R, Supra Fit dengan harga Rp. 11.4 juta sedangkan Vega R Rp. 11.2 juta.
• Supra X 125R vs Jupiter Z, Supra X 125R dengan Rp. 15.4 juta sedangkan Jupiter Z Rp. 13.8 juta.
Selain itu, akibat penjualan sepeda motor selama triwulan I 2006 turun tajam, menyebabkan para pemain dalam industri sepeda motor melakukan perang harga atau diskon. Pada saat itu, Honda juga ikut berperang dengan memberikan insentif atau bonus uang muka dan suku bunga yang sangat ringan. Sebaliknya Yamaha bergeming dengan tidak memberikan diskon harga dan uang muka yang berlebihan.
Kompetisi memang merupakan suatu keharusan, tetapi melakukan perang diskon antara merek-merek yang sudah kuat hanya akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Yamaha memutuskan untuk tidak terjebak pada perang diskon. Yamaha lebih fokus dalam hal kualitas dan produk yang bagus demi kepuasan pelanggan. Karena dengan memberikan harga murah dengan dalih diskon pasti akan mengorbankan kualitas. Dengan menjaga harga, terbukti nilai jual kembali Yamaha menjadi lebih tinggi daripada merek lainnya.
Kedua, dalam hal product Yamaha lebih unggul dengan menguasai segmentasi. Yamaha meluncurkan banyak model dan menjadi inovator pabrikan Jepang pertama yang mengeluarkan skubek otomatis pertama di tanah air, bahkan Yamaha berani mengeluarkan Mio yang pada awalnya untuk wanita ternyata juga disukai oleh pria, hasilnya luar biasa Yamaha menjadi nomor 1 untuk pangsa pasar skubek. Tidak berhenti disitu Yamaha juga mengeluarkan Jupiter-MX yang merupakan bebek dengan spesifikasi paling baik di kelasnya dan model paling sporty, serta baru-baru ini mengeluarkan Vixion untuk kelas motor sportnya.
Ketiga place, Yamaha juga terus berbenah mengejar ketertinggalan dari sisi after sales service serta distribusinya dan Yamaha berhasil mewujudkannya, saat ini bengkel Yamaha sudah tersebar luas, begitu juga dengan jaringan spare partsnya yang kini sangat mudah didapatkan.
Di mana untuk memudahkan customer dalam hal perbaikan sepeda motor atau penjualan spare part, para agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor menggalang kerja sama dengan pihak swasta untuk membuka bengkel perbaikan resmi. Selama ini, bengkel resmi yang cukup terkenal dan jumlahnya mencapai ribuan adalah bengkel resmi Honda yang bernama AHASS (Astra Honda Authorized Service Station).
Jumlah AHASS sampai dengan akhir Februari 2003 adalah 1933 bengkel. Selain jumlahnya yang cukup banyak, letaknya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang dipilih sesuai dengan jumlah penyebaran sepeda motor Honda dan kebutuhan akan perlunya layanan purna jual yang baik dan ketersediaan suku cadang. Yamaha kemudian menjawab tantangan AHASS, dengan menambah jumlah bengkel resmi Yamaha yaitu YSS (Yamaha Service Shop) yang pada tahun 2003 hanya terdiri dari 1200 buah. Seluruh bengkel tersebut memiliki dan mengikuti pola pelayanan yang standar atau seragam. Saat ini, YSS sudah tersebar luas, begitu pula dengan jaringan spare part-nya yang kini sangat mudah didapatkan.
Keempat promotion. Yamaha mengoptimalkan brand awareness melalui iklan televisi dan kegiatan berskala nasional, seperti menggelar Yamaha Religi dan beberapa event balap motor.
Penjualan Yamaha terus naik semenjak pembalap motoGP Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha dan langsung mempersembahkan gelar juara motoGP di musim perdananya bersama Yamaha. Yamaha sangat jeli dan memanfaatkan momentum ini untuk menaikan imej mereka akan sepeda motor yang cepat dan berkualitas sama dengan merk yang digunakan oleh juara motoGP. Bahkan juga sempat dibuat iklan Yamaha dengan Valentino Rossi sebagai endorsernya. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Honda sebelumnya.
Terlihat juga dari iklan-iklan Yamaha akhir-akhir ini, untuk produk andalan Yamaha (Jupiter, Vega R dan Mio), iklan Yamaha sangat berkaitan antara satu iklan dengan iklan lain seakan menjadi sebuah cerita, didukung juga dengan menggunakan endorser yang cukup kuat (Dedi Mizwar dan Didi Petet serta Komeng) dengan ruang lingkup kejadian di desa rekaan mereka desa Cibebek. Kalau diperhatikan Honda dulu juga mempunyai iklan yang bertema seperti itu yang dibintangi oleh pemain sinetron Doel (Rano Karno, Basuki dan Mandra) juga sempat di ulangi dengan para pemain dari Bajaj Bajuri, sayangnya pada akhirnya tidak bertahan lama.
Bahkan Yamaha kini juga telah mempunyai jingle iklan mereka sendiri (bukan lagu yang dijadikan jingle) yang sangat bagus dan dibuat oleh band ternama, dengan tema “Selalu Terdepan”. Jingle ini biasanya dijadikan jingle untuk produk Yamaha secara keseluruhan seperti di iklan terbaru mereka yang menggambarkan kebersamaan para pengendara Yamaha dan klub-klub motornya.
Kemudian pada aktivitas nilai pendukung pada rantai nilai terdapat tahapan pengembangan teknologi. Di mana Yamaha mulai memperkenalkan bebek 135cc yang memakai sistem pendingin radiator, teknologi piston alumunium termaju, juga DiASil Cyclinder berupa silinder mesin motor yang 30% lebih ringan dan 60% lebih efisien dalam hal pendinginan dibandingkan dengan blok silinder biasa. Untuk produk Mio, Yamaha juga memakai teknologi AIS (Air Induction System) yang sesuai dengan standar pemerintah tentang emisi gas buang.
Aktivitas nilai pendukung yang berikutnya adalah procurement, di mana Yamaha berkomitmen agar produk-produknya selalu ready di pasar atau tersedia di dealer, sehingga pelanggan tidak kesusahan mendapatkan produk Yamaha dan tidak perlu menunggu lama.
Berdasarkan penjabaran di atas, terlihat jelas bahwa Yamaha telah berhasil mengkombinasikan dua strategi dasar dalam rangka mencuri pangsa pasar Honda.
Konsep pemasaran, pengembangan teknologi dan usaha Yamaha menyamai after sales service Honda yang dikombinasikan dengan usaha Yamaha membangun ceruk pasar, telah diterjemahkan Yamaha dengan sangat baik.

sumber : www.google.com

No comments:

Post a Comment